DISLOKASI dan CIDERA ANGGOTA TUBUH SEBAIKNYA TIDAK DI BAWA KE SANGKAL PUTUNG
Tindakan sangkal putung adalah metode pengobatan tradisional yang bertujuan untuk menangani patah tulang, dislokasi, atau masalah tulang dan sendi lainnya tanpa intervensi medis modern. Meskipun niatnya baik, seringkali ada kesalahan fatal dalam penanganan sangkal putung yang justru bisa memperparah kondisi pasien dan menimbulkan komplikasi serius.
Berikut adalah beberapa kesalahan penanganan sangkal putung yang umum terjadi:
1. Diagnosis yang Tidak Tepat
Kesalahan paling mendasar adalah tidak adanya diagnosis medis yang akurat. Praktisi sangkal putung biasanya tidak memiliki peralatan diagnostik seperti X-ray. Akibatnya, mereka mungkin salah mengira jenis cedera atau bahkan tidak menyadari adanya cedera yang lebih serius, seperti retakan kecil yang bisa menjadi patah sempurna jika ditangani dengan tidak benar.
2. Manipulasi Tanpa Pengetahuan Anatomi
Tindakan utama dalam sangkal putung adalah manipulasi atau pemijatan pada area yang cedera. Tanpa pemahaman yang mendalam tentang anatomi tulang, sendi, saraf, dan pembuluh darah, manipulasi ini sangat berisiko. Pemijatan yang kasar atau tidak tepat bisa menyebabkan:
* Pergeseran Tulang yang Lebih Parah: Jika tulang sudah patah, pemijatan bisa memperparah pergeseran atau bahkan menyebabkan patahan menjadi kominutif (patah menjadi banyak fragmen).
* Kerusakan Saraf dan Pembuluh Darah: Saraf dan pembuluh darah bisa terjepit, robek, atau rusak akibat tekanan atau gerakan yang salah, menyebabkan nyeri hebat, mati rasa, kelumpuhan, atau bahkan nekrosis (kematian jaringan).
* Kerusakan Jaringan Lunak: Otot, ligamen, dan tendon bisa ikut rusak atau robek, memperpanjang waktu pemulihan atau menyebabkan kecacatan permanen.
* Dislokasi Berulang: Untuk kasus dislokasi, manipulasi yang tidak tepat bisa menyebabkan dislokasi berulang atau merusak struktur penopang sendi.
Sedikit berbagi faedah
⬇️⬇️⬇️
3. Pembidaian dan Fiksasi yang Tidak Tepat
Setelah manipulasi, praktisi sangkal putung sering menggunakan bidai tradisional dari bambu, kayu, atau bahan lain. Kesalahan dalam pembidaian meliputi:
* Pembidaian Terlalu Ketat: Bisa menghambat aliran darah, menyebabkan pembengkakan, nyeri, hingga iskemia (kekurangan pasokan darah) dan kematian jaringan.
* Pembidaian Terlalu Longgar: Tidak memberikan imobilisasi yang cukup, sehingga tulang yang patah tetap bergerak dan menghambat penyembuhan, bahkan bisa menyebabkan non-union (tulang tidak menyatu).
* Posisi Tulang yang Salah: Jika tulang difiksasi dalam posisi yang tidak anatomis, ini bisa menyebabkan mal-union (tulang menyatu dalam posisi yang salah) yang memerlukan operasi korektif yang lebih rumit di kemudian hari.
* Bahan Pembidaian yang Tidak Steril: Meningkatkan risiko infeksi pada area cedera.
4. Mengabaikan Risiko Infeksi
Praktisi sangkal putung umumnya tidak memiliki pengetahuan atau fasilitas yang memadai untuk sterilisasi. Penggunaan alat yang tidak steril atau penanganan luka terbuka tanpa prosedur antiseptik bisa menyebabkan infeksi serius pada tulang (osteomyelitis) yang sangat sulit diobati dan bisa mengancam nyawa.
5. Penundaan Perawatan Medis yang Tepat
Salah satu bahaya terbesar adalah pasien yang memilih sangkal putung seringkali menunda atau bahkan tidak mencari perawatan medis modern. Penundaan ini bisa sangat fatal, terutama untuk cedera yang memerlukan intervensi cepat seperti:
* Patah Tulang Terbuka: Risiko infeksi tinggi jika tidak ditangani segera.
* Cedera Kepala atau Tulang Belakang: Bisa menyebabkan kerusakan permanen atau kematian.
* Sindrom Kompartemen: Kondisi serius di mana tekanan dalam otot meningkat tajam, menghambat aliran darah dan bisa menyebabkan kerusakan otot dan saraf permanen jika tidak ditangani dengan segera melalui pembedahan.
6. Minimnya Pemantauan dan Edukasi Pasien
Setelah penanganan awal, praktisi sangkal putung jarang memberikan pemantauan berkala yang memadai atau edukasi tentang perawatan pasca-penanganan, tanda-tanda komplikasi, atau program rehabilitasi. Ini berbeda dengan penanganan medis modern yang melibatkan fisioterapi untuk mengembalikan fungsi.
Komplikasi yang Mungkin Timbul Akibat Kesalahan Penanganan Sangkal Putung:
* Non-Union/Mal-Union: Tulang tidak menyatu atau menyatu dalam posisi yang salah.
* Infeksi Tulang (Osteomyelitis): Infeksi serius yang bisa kronis dan sulit diobati.
* Kerusakan Saraf Permanen: Menyebabkan kelumpuhan atau mati rasa.
* Kerusakan Pembuluh Darah: Bisa menyebabkan iskemia, nekrosis, atau amputasi.
* Kekakuan Sendi Permanen: Sendi tidak bisa digerakkan secara normal.
* Nyeri Kronis: Akibat kerusakan jaringan atau penyembuhan yang tidak sempurna.
* Amputasi: Dalam kasus paling parah akibat infeksi atau kerusakan parah.
* Kematian: Akibat komplikasi serius seperti infeksi atau pendarahan internal.
Meskipun pengobatan tradisional memiliki tempatnya dalam budaya, untuk cedera tulang dan sendi, sangat disarankan untuk mencari penanganan medis profesional dari dokter ortopedi. Mereka memiliki pengetahuan, peralatan diagnostik, dan kemampuan untuk memberikan penanganan yang aman dan efektif, sehingga meminimalkan risiko komplikasi serius.
Sedikit faedah ilmu
⬇️⬇️⬇️
Comments
Post a Comment